Rabu, 13 Juli 2011

Jangan Suka Pukul Pantat Anak


​ Memukul pantat anak menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh para orangtua. Termasuk Anda, mungkin? Ada yang memukul dengan tangan kosong, menggunakan rotan, ikat pinggang, dan lain-lain. Bisa jadi Anda melakukan hal ini karena merasa, bahwa hal tersebut 'baik untuk anak (bisa menjadi pelajaran berharga)', namun mungkin juga Anda bermain tangan karena tidak bisa mengendalikan emosi yang meledak-ledak.

Meski sudah kerap dilakukan oleh banyak orangtua, namun para ahli berpendapat bahwa memukul pantat anak adalah cara 'mendidik' yang tidak efektif. Anak hanya akan mendapatkan rasa takut ketika berhadapan dengan orangtuanya, bukan rasa hormat. Lebih lanjut, anak bukannya kemudian menyerap hal positif untuk memahami ajaran orangtua, tapi justru mendapat pemahaman akan hal negatif untuk 'sanggup berbohong' dan memutar otak 'bagaimana caranya agar tidak ketahuan'.

Tidak hanya itu, menggunakan kekerasan seperti ini pun berbahaya, karena akan menimbulkan luka fisik seperti lebam, memar, atau bahkan luka sobek pada kulit si kecil. Bukan pengajaran yang akan tersampaikan, melainkan siksaan fisik.


Para ahli juga sedikit mengkhawatirkan perangai anak yang akan menjadi keras. Sepele sepertinya, tetapi pemukulan pantat yang terjadi di masa kecilnya akan mempengaruhi cara berpikir anak. Ia akan mengadopsi tindak kekerasan di masa mendatang. Apakah sempat terbersit di kepala Anda untuk memukul si kecil agar mau menuruti ajaran Anda, seperti dulu orangtua Anda berhasil mendidik dan membuat Anda menjadi anak penurut setelah dipukul? Well, kini Anda mempraktekkan hal yang sama kepada anak Anda. Seperti itu kira-kira polanya.

Meski demikian, diakui oleh beberapa orangtua dalam sebuah situs parenting, bahwa mereka sanggup menghentikan kekonyolan dan kenakalan si kecil dengan memukul pantatnya. Syaratnya satu, jangan jadikan hal tersebut sebagai 'hukuman' rutin. Memukul pantat hanya dilakukan saat kenakalan sang buah hati sudah sangat keterlaluan. Semua ada batas dan konsekuensinya, anak harus bisa melihat dan mencerna hal tersebut. Meski demikian, jangan lupa menjelaskan secara baik-baik dan panjang lebar kepada si kecil, mengapa Anda memukul pantatnya. Berikan pendidikan yang 'seimbang'. Hal negatif yang Anda berikan harus dinetralisir dengan pendekatan personal, heart-to-heart talk.



Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost