Minggu, 11 Maret 2012

10 Cara Bicara Agar Anak Mau Mendengar.

Anak-anak sering tidak tampak antusias untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang tua mereka. Ini, tentu saja, bisa sangat menjengkelkan bagi orangtua dan situasi dapat dengan cepat berubah menjadi konfrontasi yang "hangat". Anda pun mengeluarkan mantra sakti dengan nada tinggi, "Nak, dengarkan omongan ibu, dong!".  Anak prasekolah umumnya memang sudah bisa memahami perkataan orang lain dengan baik. Tapi jika anak merespons hanya untuk hal-hal yang menguntungkan dirinya saja, lantaran karena mereka masih memiliki sifat egosentris. Ini menjawab mengapa anak 3-5 tahun tak melulu mau mendengar perkataan orangtua.

LIHAT SITUASI DAN KONDISI

Jadi bagaimana dong biar si prasekolah mau mendengarkan kita? Berhubung anak hanya mau mendengar hal yang menurutnya menyenangkan, cara kita menyampaikan isi pesan perlu diubah sehingga tak terkesan memerintah, menyuruh, menegur, ataupun melarang. Coba saja pada anak yang sedang asyik nonton teve, mana mau dia mendengarkan permintaan kita untuk mematikan teve, karena itu mengganggu kesenangannya.

Jadi? Yuk kita bersama-sama belajar bagaimana berbicara dengan si prasekolah. Berikut kiat-kiat yang disarankan psikolog Sritje H. Hikmat, Psi :

* Ketahui kemampuan pemahamannya

Misal, orangtua bertanya, "Kenapa kamu melakukan itu?" Barangkali akan lebih enak bila mengatakan, "Ibu ingin tahu apa yang baru kamu lakukan itu." Kalimat yang bernada menghakimi, mengancam, atau bahkan menuduh, membuat anak terpojok. Ketimbang bilang, "Kamu harus tidur siang," coba katakan, "Kamu, kan, sejak pagi capek main. Sepertinya, sih, sekarang enakan tidur siang deh." Hindari berkata, "Kamu harus membereskan mainan," gantilah dengan, "Yuk, ibu bantu kamu untuk membereskan mainanmu."

Jangan ucapkan kalimat bertanya yang mendorong anak berkata tidak. Misal, "Mau enggak kamu membereskan mainanmu?" Tapi cukup katakan, "Sayang deh kalau mainanmu berantakan di mana-mana. Kita bereskan yuk!" Ingat, anak tak mau diperintah. Daripada mengatakan, "Awas, makan jangan sampai berantakan, ya. Habis makan, taruh piring di tempat cucian," lebih baik ucapkan, "Sayang, coba di mana sebaiknya kamu menyimpan piring ini?" Dengan begitu, anak juga belajar untuk berpikir mencari solusi.

Berbicaralah dengan kalimat-kalimat yang tak sekadar menjurus pada jawaban ya atau tidak. Contoh, "Senang di sekolah tadi?" alternatif yang lebih bijak adalah, "Tadi main apa yang seru di sekolah?" Setelah itu, bicarakan topik-topik yang menarik bagi si prasekolah.

* Gunakan kalimat pendek

Kata-kata yang diucapkan sebaiknya pendek atau sederhana. Tidak terlalu berpanjang-panjang apalagi berbelit-belit. Sesekali perhatikan bagaimana si prasekolah berkomunikasi dengan teman sebayanya. Cermatilah caranya. Bila anak memperlihatkan gejala bahwa dirinya tak berminat diajak ngobrol , boleh jadi itu karena ucapan kita tak dipahaminya entah karena bertele-tele, atau karena berupa kalimat-kalimat perintah dan melarang. Semakin kita bertele-tele, maka anak akan semakin menutup telinganya.

* Posisi badan sejajar

Posisikan badan kita sejajar dengan tinggi badan si prasekolah dan jangan terlalu jauh darinya. Dengan begitu, perhatian anak bisa lebih mudah terfokus dan menangkap pesan atau dialog yang dilontarkan orangtua. Jika anak terlihat tidak memerhatikan, sentuhlah dia untuk menarik perhatiannya. Sikap itu menunjukkan keseriusan kita dalam berkomunikasi. Kalau perlu, dekap anak saat kita mengajaknya berbicara.

Jarak yang jauh atau kesibukan Anda pada kegiatan tertentu membuat alur komunikasi takkan sampai dengan baik. Umpama, Anda bicara kepada anak sambil membaca koran di ruang tamu atau menonton teve. Tentu anak merasa dirinya tidak dianggap penting, omongan kita pun tidak dianggapnya penting. Akhirnya anak tidak menangkap pesan yang dimaksud.

* Kontak mata

Adanya kontak mata juga menandakan kita bersungguh-sungguh terhadap apa yang diucapkan. Dengan menatap matanya, anak pun merasa mendapat perhatian dan keberadaannya begitu penting. Teguran kitayang sebaiknya disampaikan dengan kalimat-kalimat positifdengan begitu akan dianggap penting juga oleh anak. Misalnya, dalam rangka menegur perbuatan salahnya. Kontak mata pun tetap diperlukan manakala orangtua dan anak berdialog biasa, memberi perintah, atau menanyakan sesuatu.

* Momen yang tepat

Tunggu momen yang tepat. Perhatikan, apakah anak sedang asyik dengan kegiatannya? Kalau ya, mungkin percuma saja mengajaknya bicara. Lebih bijak kalau kita tunggu dulu sejenak, sampai setidaknya ia tak sibuk-sibuk amat atau sudah menyelesaikan aktivitasnya. Kadang, sulit mengalihkan perhatian anak dari hal yang sedang ditekuninya. Kalau dia sedang asyik main mobil-mobilan, jangan langsung diinterupsi. Mulailah dengan pendekatan dulu agar anak tak merasa kegiatannya diganggu atau tak dipaksa menimpali omongan kita. Apalagi kalau yang dikatakan orangtua berupa perintah atau larangan. Beri waktu beberapa menit sebelum meminta anak melakukan sesuatu. Contoh, "Nak, kalau jarum jam yang pendek menunjuk angka 12, kamu makan ya. Setelah makan, kamu boleh main lagi." Dengan begitu si prasekolah relatif tak merasa aktivitasnya terganggu. Lagi pula, dengan cara itu anak memiliki persiapan ketika harus menghentikan kegiatannya.

* Minta Tolong

Berbicaralah kepada anak dengan cara seperti yang kita harapkan jika orang lain berbicara kepada kita. Jika hendak minta bantuan, yang pertama kali harus diucapkan adalah "tolong", bukan? Niscaya anak tak merasa dipaksa saat diperintah. Sekaligus orangtua juga mengajari anak untuk bersikap santun.

* Beri contoh

Ajarkan bagaimana pentingnya mendengarkan. Jika anak merasa dirinya didengar, maka ia pun akan belajar mendengarkan kita. Berilah contoh atau teladan yang baik dengan memberi perhatian yang tulus saat si prasekolah berbicara. Dengan contoh konkret, anak akan menyerap dan meniru bagaimana menjadi pendengar yang baik.

* Lakukan bersama

Saat melihat mainan si prasekolah begitu berantakan, takkan efektif bila kita hanya menyuruhnya membereskan semua. Alangkah bijak bila kita mengajaknya "Kak, ayo kita beresin mainannya." Dengan begitu, unsur perintah lebih tersamar. Sekali lagi, anak membutuhkan contoh konkret dari orangtua. Bukan tidak mungkin, di kemudian hari, anak akan mau melakukan yang kita harapkan tanpa menunggu disuruh. Langkah ini juga memupuk sikap mandirinya, sekaligus mengajarkan bagaimana menjalin kerja sama. Dengan bahu-membahu, maka pekerjaan akan lebih cepat selesai.

* Sesekali bersikap tegas

Bersikap selalu lembut sebenarnya kurang baik juga bagi perkembangan si prasekolah. Agar anak bisa taat aturan, sikap tegas juga perlu ditunjukkan. Misalnya saat anak melakukan ketidakdisiplinan, tak ada salahnya ditegur. "Kakak, ini sudah waktunya mandi. Ayo matikan tevenya." Sikap tegas berarti mengatakan apa yang perlu/harus dilakukan dengan nada bicara yang datar namun jelas. Dengan bersikap tegas, anak akan merasa segan pada orangtua sehingga tak mau lagi melanggar aturan.

* Kenali karakter

Satu hal yang tak kalah penting, kenali karakter si prasekolah untuk menemukan gaya berkomunikasi yang pas dengannya. Anak yang cenderung pemalu atau pasif memang biasanya lebih cuek ketimbang anak yang terbuka atau aktif. Orangtua yang sehari-hari berhadapan dengan anaknya diharapkan mau lebih jeli mencoba gaya bicara yang paling efektif untuk masing-masing karakter. Sesekali mungkin Anda lepas kontrol, kembali ke gaya lama atau cenderung emosional menghadapi anak yang cuek . Tidak mengapa, tapi ubahlah segera gaya bicara Anda sebelum anak menutup telinganya rapat-rapat. Selamat mencoba!

Rabu, 07 Maret 2012

Menggendong bayi bikin anak pintar..


Ada yang bilang keseringan digendong akan membuat anak manja saat dewasa kelak. Pernyataan itu pun membuat sebagian orang tua enggan menggendong bayinya. Padahal banyak keuntungan menggendong bayi, satu di antaranya membuat si buah hati lebih pintar.

Bayi yang sering digendong akan menghabiskan waktu lebih sedikit untuk menangis atau rewel. Si kecil memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk tumbuh kembang. Ia pun akhirnya bisa berinteraksi dengan lingkungannya.

Jika bayi diposisikan dalam gendongan, ia bisa melihat sekelilingnya. Ia bisa mencoba untuk memilih serta mengambil apa yang diinginkannya. Kemampuan belajarnya meningkat.

Selain itu, bayi juga terlibat langsung pada dunia orang yang menggendongnya. Seperti bayi melihat apa yang orang tuanya lihat, mendengar apa yang orang tuanya dengar serta turut merasakan yang orang lain rasakan.

Menurut William dan Martha Sears, bayi yang digendong akan menjadi lebih sadar serta dapat memahami wajah, ritme langkah, dan juga aroma orang tuanya. Mereka mengenal ekspresi wajah, bahasa tubuh, naik turun suara, pola pernapasan, dan emosi dari orang yang menggendongnya.

Hal lainnya adalah orang tua menjadi lebih sering berinteraksi dengan bayinya sehingga membantu si kecil belajar menjadi manusia.

Pengalaman itu bisa menstimulasi saraf-saraf untuk berkembang dan berhubungan dengan saraf lainnya di dalam tubuh. Sehingga, pertumbuhan dan perkembangan otaknya berkoneksi lebih baik.

Karena berbagai stimulasi yang diterimanya tersebut bayi akan dirangsang untuk belajar sehingga kemungkinan meningkatkan kemampuan kognitifnya. Kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan menggendong bayi salah satunya peningkatan perkembangannya berbicara dan mendengar.

Suara-suara normal yang didengarnya seperti suara aktivitas sehari-hari bisa memiliki nilai belajar bagi bayi atau justru dapat mengganggunya. Jika bayi sedang sendiri, suara tersebut bisa membuatnya takut, tapi jika bayi dalam posisi digendong, hal itu memiliki arti pembelajaran buat si kecil.

Manfaat lain yang bisa didapatkan dengan seringnya menggendong bayi adalah ikatan yang kuat antara orang tua dan bayinya. Menggendong juga memberikan cara pengasuhan yang tepat karena keduanya saling memberi dan membentuk interaksi dua arah.

Nah, gendonglah si kecil. Semoga kelak ia lebih pintar ya!

Minggu, 04 Maret 2012

Kata-kata Sepele Yg Ga Boleh Diucapkan Pada Anak Kecil

Berikut ini ada Beberapa larangan yang tidak boleh kamu ucapkan kepada buah hati kamu diantaranya sebagai berikut.

[imagetag]

Memiliki dan membesarkan sang buah hati punya seni tersendiri. Apalagi, kata para pemerhati anak, tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tak jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan cara sendiri. Ternyata, tidak semudah itu. Berawal dari komunikasi sehari-hari, perkembangan anak pun bisa saja terganggu. Nah, bapak dan ibu, ada kata-kata yang sebaiknya tidak kamu lontarkan untuk buah hati tercinta.
Apa itu?

''Pergi sana! Bapak Mau Sendiri!''
Ketika kamu kerap melontarkan kata-kata ini pada anak, Suzette Haden Elgin, pendiri Ozark Center, mengatakan anak-anak akan berpikir tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya karena mereka selalu diusir. ''Jika kamu terbiasa mengatakan hal-hal itu pada anak-anak sejak mereka kecil, biasanya mereka akan mengatakan hal serupa ketika dewasa.''

''Kamu Itu...''
Pelabelan pada anak adalah cara pintas untuk mengubah anak-anak. Jika seorang ibu mengatakan, ''Anak saya memang pemalu'', maka anak akan menelan begitu saja label itu tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita memberikan label buruk pada anak-anak, itulah yang akan melekat dalam benak mereka. Seumur hidup.

''Jangan Nangis''
Atau, kata-kata serupa seperti, ''Jangan cengeng'' atau ''Nangis melulu''. Padahal, untuk anak-anak yang belum dapat mengekspresikan emosi lewat kata-kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah wajar, bila anak-anak merasa sedih atau ketakutan. ''Sebenarnya, wajar saja bila ortu ingin melindungi anak mereka dari perasaan-perasaan itu. Tapi, dengan mengatakan ''jangan'' tidak berarti anak-anak akan lebih baik. ''Ini juga akan memberikan kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik untuk merasa takut atau sedih,'' ujar Debbie Glasser, direktur Family Support Services.
Lebih baik, katakan pada anak bahwa kamu memahami perasaan sedih yang dia alami. ''Ibu paham kamu takut dengan ombak. Ibu janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak...''

''Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?''
''Lihat tuh, Doni rapi banget mengancing bajunya. Kok kamu tidak bisa?''
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong, jangan katakan ini di depan anak-anak. Ini karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti kamu menginginkan anak kamu menjadi orang yang berbeda.

Semoga beberapa referensi kata-kata diatas bisa di jadikan untuk pedoman atau pegangan, salam.

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Kamis, 01 Maret 2012

Penyebab dan Cara Menyembuhkan Mimisan



Penyebab mimisan pada anak bervariasi. Secara umum mimisan terjadi akibat pembuluh darah yang pecah di daerah hidung bagian tengah, namanya pleksus kieselbach. Pembuluh darah ini merupakan anyaman jaringan pembuluh darah yang sangat halus dan tipis. Pada anak-anak pembuluh darah ini mudah berdarah terutama kalau ada infeksi di daerah hidung. Akibat infeksi pembuluh darah yang tipis tersebut akan melebar dan kalau tersenggol sedikit saja akan mudah pecah.

Perubahan cuaca juga dapat menyebabkan mimisan. Prinsipnya sama dengan infeksi, cuaca dingin atau hujan menyebabkan hidung anak mengalami flu serta pembuluh darah di hidung melebar dan tipis. Ketika anak menyeka hidungnya pembuluh darah ini gampang sekali pecah.

Penyebab dan Cara Menyembuhkan Mimisan
Mimisan juga dapat terjadi jika seseorang menderita tumor di rongga hidung yaitu angiofibroma. Tumor ini biasa ditemukan pada anak usia muda atau dewasda muda dan seringkali terlihat sebagai benjolan sebesar biji nangka berwarna merah keputihan.

Pada keadaan infeksi sistemik seperti demam bedarah anak juga dapat mengalami mimisan, biasanya ini pertanda bahaya pada kasus demam berdarah tersebut dan anak harus mendapatkan perawatan intensif. Pada keadaan demam berdarah mimisan seringkali diikuti perdarahan juga pada organ lain sehingga mimisan karena demam berdarah mudah dibedakan dari mimisan karena sebab lain.

Bahaya atau tidaknya mimisan sangat tergantung dari penyebabnya. Mimisan karena demam berdarah sangat berbahaya karena itu pertanda stadium berat. Jika mimisan karena infeksi di daerah hidung misalnya sinusitis dsb, tidak terlalu berbahaya dan penata laksanaannya dengan mengobati infeksinya.

Pada keadaan yang kronis misalnya mimisan yang terlalu sering dan darah yang keluar banyak dapat terjadi komplikasi yang cukup berat antara lain anemia. Anemia jika berlangsung lama dan berat akan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat dan jantung akan membengkak.

Cara menghentikan mimisan adalah anak didudukkan pada posisi tegak, kemudian diberikan tekanan pada hidung (dipencet) dengan tujuan mengecilkan pembuluh darah yang pecah (kontriksi) sekaligus mempercepat pembekuan darah di daerah hidung. Bisa juga dengan pengobatan alami daun sirih getahnya diteteskan ke daerah hidung yang mimisan. Getah daun sirih ini berkhasiat menimbulkan koagulasi pada pembuluh darah yang pecah.


BENARKAH MINUM ES BIKIN BAYI GEMUK

Selama ini ada anggapan atau kabar yang beredar di masyarakat kalau ibu hamil suka minum es bisa bikin bayi yang dikandungnya jadi gemuk atau besar. Benarkah kabar tersebut?


"Es bikin bayi yang dikandung jadi gemuk itu tidak ada hubungannya," ujar dr Aria Wibawa, SpOG(K) dalam acara press conference 'Pentingnya 3 Pilar Pelayanan yaitu Kehamilan dan Persalinan Aman, Pencegah Disfungsi Dasar Panggul dan Penapisan Kelainan Kandungan untuk Kesehatan Perempuan Indonesia' di RSCM Kencana, Jakarta, Selasa (14/2/2012).

dr Aria menuturkan tapi biasanya es yang diminum ini tidak dikonsumsi sendiri, tapi dalam bentuk es teh manis, es teler, es campur atau sirup yang mengandung gula. Nah, gula ini yang bisa bikin bayi atau ibunya sekalipun bertambah besar.

Hal ini karena gula yang dikonsumsi ini termasuk dalam kategori karbohidrat simpleks (sederhana), padahal karbohidrat dan lemak jenis ini diketahui bisa menyebabkan tubuh menjadi gemuk.

"Padahal janin enggak butuh karbohidrat dalam jumlah banyak, tapi dia lebih banyak butuh protein serta asam amino. Jika ibu hamil ingin makan terus cobalah mengonsumsi makanan yang bisa 'menipu perut' seperti buah, kalau kurang 'nendang' bisa konsumsi agar," ujarnya.

dr Aria mengungkapkan salah satu hal penting yang bisa diperbaiki oleh ibu hamil adalah nutrisi, tapi sayangnya hal ini seringkali diabaikan. Ibu hamil tidak hanya cukup dengan makan seperti biasa, karena beberapa makanan yang ada di Jakarta tidak begitu baik.

"Bayi yang terbentuk adalah hasil dari apa yang dimakan oleh ibunya, karena itu enggak ada istilah suka atau tidak suka dengan makanan, tapi apakah mencukupi kebutuhan bayi atau tidak," ujar dokter yang lulus dari pendidikan kedokteran FKUI pada tahun 1994.

Masalah nutrisi yang bisa dialami oleh ibu hamil adalah underweight atau overweight serta undernutrition atau overnutrition. Misalnya ibu hamil yang mengalami kurang gizi baik secara sengaja atau tidak, maka perlu diberi karbohidrat untuk menaikkan berat badannya misalnya memberikan kalori sebelum tidur, tapi kalau sudah over ya jangan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost