Sekitar tahun 2009, jika Anda memasuki kota Depok, Anda akan disambut dengan baliho yang menampilkan Wali Kota Depok Nurmahmudi Ismail. Foto sang Wali Kota disertai kalimat "Kembalikan Jati Diri Bangsa dengan Membiasakan Makan dan Minum Memakai Tangan Kanan".
Baliho itu banyak mengundang kritik dari sebagian masyarakat. "Hari gini masak orang masih harus diberitahu bagaimana cara makan sih?" tukas Hana, seorang warga Depok. Sementara Dika, warga Depok yang kini menetap di Tangerang, menggerutu, "Kalau memang kidal bagaimana? Masak harus dipaksa pakai tangan kanan?"
Di luar pemahaman Anda mengenai kidal, atau kecenderungan orang lebih banyak menggunakan tangan kiri untuk melakukan beberapa aktivitas tertentu, sebenarnya masih banyak dari masyarakat kita yang memang tidak paham mengenai kidal. Menggunakan tangan kiri selalu dimaknai sebagai tidak sopan, atau tidak pantas. Oleh karena itu, banyak orangtua yang mengkhawatirkan bila anak balitanya lebih dominan menggunakan tangan kirinya.
Menurut Dr dr Rini Sekartini SpA(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia cabang DKI Jakarta, pada usia prasekolah kecenderungan kidal pada anak semakin jelas terlihat karena perkembangan motorik tangan sudah matang. Kecenderungan kidal juga umumnya ditemui pada anak laki-laki.
Ada beberapa kemungkinan penyebab kidal, yaitu faktor genetik. Ada yang mengatakan bila kedua orangtuanya, atau salah satu orangtuanya kidal, maka kemungkinan anak akan kidal. Kidal bisa juga karena kekuatan otak kanannya lebih dominan ketimbang otak kirinya. Kemungkinan lain yaitu anak meniru dari orangtua atau kakaknya yang kidal, dan orangtua membiarkan kebiasaan tersebut. Selain itu, bisa juga karena anak ingin mendapat perhatian orangtua. Jika ia menggunakan tangan kirinya, ia mendapat respons dari orangtuanya.
Bila memang anak cenderung kidal, tak perlu memaksanya untuk berubah. Orangtua tetap bisa menyarankan anak untuk beraktivitas menggunakan tangan kanan. Namun, jangan memaksa bila memang anak merasa tidak nyaman. Meski bukan suatu keharusan menggunakan tangan kanan bagi anak yang kidal, orangtua tetap melatihkan penggunaan tangan kanan. Hal ini bertujuan dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri.
Selain itu, ajarkan pula anak menggunakan tangan kanan pada hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan budaya seperti untuk bersalaman dan mencium tangan. Orangtua hendaknya tidak merendahkan anak yang kidal, atau memarahinya bila menggunakan tangan kiri. Hal ini akan membuat anak tertekan dan berpengaruh pada konsep dirinya yang menjadi rendah dan kurang percaya diri.
Baliho itu banyak mengundang kritik dari sebagian masyarakat. "Hari gini masak orang masih harus diberitahu bagaimana cara makan sih?" tukas Hana, seorang warga Depok. Sementara Dika, warga Depok yang kini menetap di Tangerang, menggerutu, "Kalau memang kidal bagaimana? Masak harus dipaksa pakai tangan kanan?"
Di luar pemahaman Anda mengenai kidal, atau kecenderungan orang lebih banyak menggunakan tangan kiri untuk melakukan beberapa aktivitas tertentu, sebenarnya masih banyak dari masyarakat kita yang memang tidak paham mengenai kidal. Menggunakan tangan kiri selalu dimaknai sebagai tidak sopan, atau tidak pantas. Oleh karena itu, banyak orangtua yang mengkhawatirkan bila anak balitanya lebih dominan menggunakan tangan kirinya.
Menurut Dr dr Rini Sekartini SpA(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia cabang DKI Jakarta, pada usia prasekolah kecenderungan kidal pada anak semakin jelas terlihat karena perkembangan motorik tangan sudah matang. Kecenderungan kidal juga umumnya ditemui pada anak laki-laki.
Ada beberapa kemungkinan penyebab kidal, yaitu faktor genetik. Ada yang mengatakan bila kedua orangtuanya, atau salah satu orangtuanya kidal, maka kemungkinan anak akan kidal. Kidal bisa juga karena kekuatan otak kanannya lebih dominan ketimbang otak kirinya. Kemungkinan lain yaitu anak meniru dari orangtua atau kakaknya yang kidal, dan orangtua membiarkan kebiasaan tersebut. Selain itu, bisa juga karena anak ingin mendapat perhatian orangtua. Jika ia menggunakan tangan kirinya, ia mendapat respons dari orangtuanya.
Bila memang anak cenderung kidal, tak perlu memaksanya untuk berubah. Orangtua tetap bisa menyarankan anak untuk beraktivitas menggunakan tangan kanan. Namun, jangan memaksa bila memang anak merasa tidak nyaman. Meski bukan suatu keharusan menggunakan tangan kanan bagi anak yang kidal, orangtua tetap melatihkan penggunaan tangan kanan. Hal ini bertujuan dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri.
Selain itu, ajarkan pula anak menggunakan tangan kanan pada hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan budaya seperti untuk bersalaman dan mencium tangan. Orangtua hendaknya tidak merendahkan anak yang kidal, atau memarahinya bila menggunakan tangan kiri. Hal ini akan membuat anak tertekan dan berpengaruh pada konsep dirinya yang menjadi rendah dan kurang percaya diri.
0 komentar:
Posting Komentar